• Sabtu, 23 September 2023

CERPEN: Pak Tua dan Segenggam Garam. Suatu ketika di sebuah desa yang tersembunyi di dalam hutan..

- Minggu, 30 Juli 2023 | 22:17 WIB
CERPEN: Sang Tua Bijak (Ilustrasi: istockphoto.com)
CERPEN: Sang Tua Bijak (Ilustrasi: istockphoto.com)

MELENGGANG.COM- Suatu ketika di sebuah desa yang tersembunyi di dalam hutan, hiduplah seorang tua yang bijak dan penuh hikmat.

Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang pemuda muda dengan langkah gontai dan ekspresi wajah yang penuh kesedihan. Masalah-masalah dalam hidupnya membuatnya begitu terbebani.

Tanpa ragu, pemuda itu bercerita panjang lebar tentang kesulitan dan kepahitan yang ia alami. Sang Tua Bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam garam dan meminta pemuda itu mengambil segelas air.

Dengan cermat, sang Tua menaburkan garam ke dalam gelas berisi air, lalu mengaduknya perlahan. "Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya," ujar Sang Tua.

"Pahit. Rasanya sangat pahit," jawab pemuda itu sambil meludah kesamping.

Baca Juga: Renungan harian Kristen: Rahasia untuk Berbuah Lebat dalam Kehidupan Kristen- Yohanes 15:16!

Tua Bijak tersenyum lalu mengajaknya berjalan menuju tepi sebuah telaga yang tersembunyi di dalam hutan.

Keduanya berjalan berdampingan dan akhirnya tiba di tepi telaga yang tenang. Tanpa ragu, Tua Bijak kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga, dan dengan sepotong kayu, ia menciptakan riak air yang mengusik ketenangan telaga itu. "Ambil air dari telaga ini dan minumlah," ucapnya.

Pemuda itu pun meraih air dari telaga dan meminumnya. "Rasanya segar," ujarnya dengan senyum.

"Tahukah kamu ada apa di dalam air itu? Apakah kamu merasakan garam?" tanya Sang Tua Bijak.

"Tidak ada garam di dalamnya," sahut pemuda itu heran.

Baca Juga: Renungan harian Kristen: Pengharapan yang Berlimpah-limpah dalam Kristus- Efesus 1:18

Dengan bijak, Sang Tua Bijak menepuk-nepuk punggung pemuda itu dan mengajaknya duduk berhadapan di samping telaga. "Anak muda, dengarkanlah. Kepahitan dan penderitaan dalam hidup ini ibarat segenggam garam.

Setiap orang akan mengalaminya, tak lebih dan tak kurang. Namun, seberapa pahitnya kita merasakannya tergantung pada wadah di hati kita tempat segalanya kita letakkan.

Halaman:

Editor: Renny Tade Bengu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Puisi Jesicka Kristiani Buifena -- Langit yang Sendu

Selasa, 1 Agustus 2023 | 00:30 WIB

Puisi Jesicka Kristiani Buifena -- Langit Abu-abu

Selasa, 1 Agustus 2023 | 00:18 WIB
X